DENPASAR, Media – Museum Le Mayeur ialah salah satu obyek wisata yang unik untuk dikunjungi di Sanur, Denpasar, Bali. Bagaikan perjalanan ziarah, pengunjung dapat merasakan indahnya seni lukis peninggalan Le Mayeur. Di sana, pelbagai lukisan mulai dari kehidupan sang istri Ni Pollok sampai keindahan alam Sanur terekam dalam lukisan.
Tak melulu itu, artefak-artefak bukti kerinduan Le Mayeur terhadap istrinya dapat ditemukan di sekian banyak sudut museum. Misalnya, lukisannya berjudul Pollok, dilukis di atas kanvas berukuran 75 kali 90 centimeter. Ada lagi yang berjudul Di Sekitar Rumah Pollok (1957), pun lukisan kanvas berukuran sama.
Lukisan tertua di Museum Le Mayeur terdaftar pada tahun 1921 dan termuda ialah satu tahun sebelum Le Mayeur meninggal yaitu 1957. Jumlah lukisannya semasa hidup tercatat sejumlah 88 buah.
Tak hanya, hasil karya Le Mayeur sekitar tinggal di Bali yang dipamerkan. Beberapa bahkan adalah lukisan impresionis Le Mayeur setelah mengerjakan perjalanan dari Eropa, Afrika, India, Italia dan Perancis sebelum mendarat di Bali.
Koleksi di antaranya yaitu “Canal of Gindecca”, “Early Morning in the Harbour of Marseille”, “Istambul (Turkey)”, “Jaipur, India”, “The Native of Gabes”, dan lukisan Media / Wahyu Adityo Prodjo Dua koleksi lukisan dari pelukis Adrian Jean Le Mayeur di sudut museum. Di museum ini pengunjung dilarang memotret lukisan. Museum Le Mayeur terletak di Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Lukisan Le Mayeur dipecah menjadi lima jenis koleksi menurut media yang dipakai, yakni bagor, hard boeard, triplek, kertas, dan kanvas. Sebagian besar tema lukisannya ialah perempuan Bali dengan bertelanjang dada.
Di Museum Le Mayeur sendiri mempunyai empat ruang yang dipecah fungsi yang berbeda. Misalnya, ruang kesatu yang adalah bekas ruang tamu guna menerima kawan kenalan, pengunjung maupun pejabat pemerintahan yang datang merasakan lukisan. Presiden Soekarno juga pernah singgah di ruangan ini pasca menjadi museum.
Ruangan kedua ialah tempat buku-buku bacaan pribadi. Di samping itu, juga bermanfaat sebagai lokasi menerima family atau rekan dekat yang datang dari jauh dan menginap untuk sedangkan waktu.
Di ruang ketiga, lebih luas dibanding ruangan lain ialah bekas studio lokasi Le Mayeur melukis Ni Pollok sebagai model lukisannya. Ruangan ini sering dipakai terutama menjelang penyerahan guna melengkapi koleksi lukisan yang dirasakan kurang guna dijadikan museum.
Sementara, di ruang keempat yang ingin kecil ialah tempat istirahat Ni Pollok dan Le Mayeur. Mereka paling senang istirahat di sini dan tak pernah pindah sampai Le Mayeur berbaring menantikan hari keberangkatannya ke Belgia guna berobat. Selepas Le Mayeur wafat, Ni Pollok tetap menduduki kamar ini sampai akhir hayatnya.
