Tim Kasser, seorang profesor psikologi di Knox College di Illinois yang familiar dengan karyanya tentang materialisme dan kesejahteraan, mencerminkan seorang pengikut paham minimalis sebagai seseorang yang memilih guna bekerja dan menghasilkan lebih tidak banyak sehingga mereka dapat konsentrasi pada hal-hal beda dalam kehidupan.
Pada 2005, Profesor Kasser dan seorang rekannya mengerjakan studi mengenai minimalisme dan dampaknya terhadap kesejahteraan. “Sepengetahuan kami [studi ini] ialah yang kesatu yang mencocokkan penyederhanaan secara sukarela dengan kumpulan warga Amerika arus utama yang mengerjakan gaya hidup ini,” katanya.
“Kami mengejar di luar hal usia, jenis kelamin dan geografi … mereka yang secara sukarela memilih hidup sederhana mengadukan tingkat kepuasan hidup yang jauh lebih tinggi, lebih tidak sedikit mempunyai pengalaman mengenai emosi yang mengasyikkan dan sedikit empiris tentang emosi yang tidak menyenangkan.”
Studi ini pun menemukan mereka lebih ingin hidup secara ekologis.
“Penggunaan bahan sederhana, sebanyak bahan sederhana, koneksi simpel antara ruang dan kesederhanaan fleksibilitas – dengan objek minimal.”
“Tidak ada kemauan untuk membina rumah yang berbeda, itu melulu rumah yang cocok dengan tempat ini dan cocok dengan keperluan kami.”
“Pada hari kesatu di bulan [mengikuti permainan minimalis] kita menyingkirkan satu benda, pada hari kedua kita menyingkirkan dua hal, pada hari ketiga kita menyingkirkan tiga hal,” kata Gorman.
Dalam satu bulan saja, dia sukses menyingkirkan nyaris 500 item.
“Perasaan mendinginkan untuk masuk ke rumah, semuanya baik-baik saja, saya tidak perlu mengerjakan apapun dan tidak butuh memperbaiki suasana dari masa lalu.”
Dia menegaskan bahwa menjalani gaya hidup minimalis tidak saja tentang menyingkirkan barang. “Minimalisme tidak berhenti – ini teknik berpikir. Anda mesti pulang dan menilai hal-hal yang kita miliki dalam hidup Anda,” katanya.
Namun, sedangkan Sarah Gorman telah amat yakin dengan guna gaya hidup minimalisme, sejumlah anggota keluarganya kurang hendak sekali dengan teknik hidup barunya.
“Ibu saya tidak menyenangi apa yang saya lakukan,” katanya.
“Dia cemas saya menyingkirkan terlalu tidak sedikit barang. [Dia berpikir] saya tidak banyak terobsesi, bahwa saya menyingkirkan dagangan yang sentimental – itu ialah gagasan yang susah bahwa saya menyingkirkan sejarah family kita. “
“Kita khususnya berfokus pada bagaimana ekonomi dilaksanakan … ini semua ialah indikator ekstrinsik, materialistis, dan berorientasi pada uang,” katanya.
“Alih-alih memakai pertumbuhan ekonomi sebagai proxy untuk seluruh hal baik, kebalikannya [kita mesti fokus], pada indikator yang benar-benar terdapat hubungannya dengan nilai intrinsik, alangkah bahagianya orang.”
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
Inspirasi Contoh Ruang Tv Minimalis Kreatif – Contoh Ruang Tv Minimalis