TEMPO.CO, Jakarta – Peringatan hari pahlawan menjadi momentum pengelola Grand Inna Malioboro Yogyakarta menyuruh sejumlah veteran kebebasan napak tilas ke bekas ruang kerja Panglima Besar Jenderal Sudirman, Jumat, 10 November 2017.
Bekas ruang kerja Jenderal Sudirman tersebut menempati suatu ruang sangat besar dan luas Hotel Grand Inna Malioboro yang tempatnya berada di Jalan Malioboro. Ruang ini kini mempunyai nama bernama Sudirman Suite. Ini ialah kamar sangat mewah di hotel bintang empat dengan tarif Rp 10 juta per malam.
“Seluruh kusen pintu dan jendela kamar Sudirman Suite ini masih dijaga sesuai aslinya meskipun telah dipugar, jadi masih seperti ketika Panglima Sudirman menduduki ruang ini,” ujar General Manager Hotel Grand Inna Malioboro Agus Arif Wibawanto di sela beri panduan para veteran napak tilas ruang itu.
Agus menuturkan Hotel Grand Inna Malioboro adalah hotel legendaris di Yogyakarta. Hotel yang berdiri semenjak tahun 1908 dan mulai beroperasi pada tahun 1911 adalah saksi sejarah panjang perjuangan kemerdekaan.
Hotel Gran Inna Malioboro yang sebelumnya mempunyai nama Hotel Inna Garuda ini merasakan dua kali ekspansi secara total tetapi tidak menghilangkan bangunan yang asli. Perluasan kesatu dilakukan pada tahun 1984 dan diresmikan pada tahun 1985 oleh Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Perluasan kedua dilakukan pada tahun 1990 dan diresmikan pada tahun 1991 oleh Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam VIII. Pada Tahun 2012 kamar Sudirman Suite sudah direnovasi dengan konsep modern, tanpa meninggalkan konsep “ Heritage / bangunan cagar kebiasaan “.
Kamar ini terdiri dari 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur kecil dengan luas 150m2, sampai-sampai sangat sesuai untuk keluarga. Harga kamar Sudirman Suite guna satu malam ialah 10 juta termasuk santap pagi guna 4 orang. Kamar ini mempunyai pemandangan langsung ke Jalan Malioboro.Bekas Ruang Kerja Panglima Besar Jenderal Sudirman di Hotel Grand Inna Malioboro yang sekarang menjadi suite mewah berharga Rp 10 juta per malam. Tenpo/Pribadi Wicaksono
Semasa pendudukan Jepang, 1942-1945 Hotel Grand Inna Malioboro mempunyai nama Hotel Asahi. Namun sesudah Jepang kalah hotel itu mempunyai nama Hotel Merdeka hingga pulang menjadi Hotel Inna Garuda dan Grand Inna Malioboro.
Sedangkan bekas ruang kerja Panglima Sudirman yang menjadi kamar sangat istimewa Hotel Grand Inna Malioboro tersebut menempati nomor 291. Dari ruang berbentuk L itu dapat terlihat keadaan Jalan Mangkubumi sampai Jalan Malioboro.
Kamar Sudirman tersebut dinamai Sudirman Suite sebab waktu tersebut menjadi lokasi kantor MBO (Markas Besar Oemoem) Tentara Keamanan Rakyat Pimpinan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
“Panglima Sudirman menduduki ruang tersebut kurang lebih dari 1946 hingga 1948, setelah tersebut beliau memimpin gerilya luar kota,” ujar seorang veteran perang Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Samdhy, 90 tahun.
Pada 1946, Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia sebab situasi politik dan ketenteraman nasional dan Hotel Merdeka ( Saat ini Grand Inna Malioboro ) sedangkan menjadi perumahan kantor guna kabinet pemerintahan Indonesia pada masa-masa itu.
Selama beraktivitas di Yogya, Panglima Sudirman istirahat di sebuah lokasi tinggal di area Bintaran yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jendral Sudirman
Semua peninggalan Panglima Besar Jenderal Sudirman, diantaranya, lokasi tidur, meja kerja dan kursi, pakaian dinas , dan sejumlah perlengkapan lainnya di berikan kepada pengelola Museum Sudirman.
PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)
Berita lain:
Kiat Melakukan Travelling Solo di Akhir Pekan
Kopi Indonesia Berjaya di Pameran Pariwisata Dunia di London
Desain Kamar Mandi Kecil Modern Kreatif – Kamar Mandi Kecil Modern
